Langsung ke konten utama

Warehouse

Nama : Ridho Rizky Fadillah
NIM  : 180505041123
Jurnal 1

RELAYOUT GUDANG BARANG JADI UNTUK MEMAKSIMALKAN KAPASITAS PRODUK JADI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY RELATION CHART DAN SHARED STORAGE

Moch. Syayidi Sofyan, Atikha Sidhi Cahyana
Program Studi Teknik Industri
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jawa Timur 61271
syayidis02@gmail.com
Link : http://journal.uad.ac.id/index.php/Spektrum/article/download/7552/3769

I. PENDAHULUAN
PT.XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan khususnya Mie kering dan Mie instan yang hasilnya di pasarkan ke seluruh wilayah Indonesia dan sebagian juga diexport. Salah satu masalah yang sering dijumpai adalah tata letak barang di guang barang jadi, yang mana gudang barang jadi merupakan suatu tempat penyimpanan barang, baik bahan baku yang nantinya akan diproses, dalam industri manufaktur sering terjadi permasalahan yang terletak pada pengaturan tata letak gudang barang jadi.

Penempatan produk jadi yang belum terorganisir dengan baik, membuat gudang barang jadi tidak efisien dan tidak teratur dalam menyusun atau menempatkan produk jadi, penempatan produk jadi tidak seragam, dan lokasi koding atau stempel plastik terdapat jarak yang jauh dari area packing sehingga dapat mengakibatkan Back Track pada saat pengambilan material ke area packing, adapun beberapa permasalahan yang sama terjadi pada saat penempatan peralatan peralatan yang sudah tidak dipergunakan lagi masih ada diarea gudang transit, untuk saat ini pengunaan volume gudang transit masih kurang optimal.



II. LANDASAN TEORI
Menurut Mulcahy (1994) dalam Ardiansyah (2012) dalam Kuswoyo (2015) Gudang adalah suatu fungsi penyimpanan macam jenis produk yang memiliki unit penyimpanan dalam jumlah besar maupun kecil dalam jangka waktu saat produk dihasilkan oleh pabrik dan saat produk dibutuhkan oleh pelanggan atau stasiun kerja dalam fasilitas produksi.

Dalam suatu pabrik, dibedakan menurut karakteristik material yang akan disimpan yaitu : (1) Raw Material Storage, gudang ini akan menyimpan setiap material yang dibutuhkan/digunakan untuk proses produksi. Lokasi gudang ini umumnya berada di dalam bangunan pabrik (indoor). Untuk jenis bahan tertentu bisa juga dikatakan di luar bangunan (outdoor). Yang mana hal ini dapat menghemat biaya gudang karena tidak membutuhkan bangunan spesial untuk itu. Gudang ini kadang kadang disebut juga sebagai stock room Karena memang fungsinya sebagai penyimpan stock untuk kebutuhan tertentu. (2) Working Process Storage. Dalam industri manufaktur sering kita jumpai bahwa benda kerja harus melalui beberapa macam operasi dalam pengerjaannya. Prosedur ini sering pula harus berhenti karena dari satu operasi ke operasi berikutnya waktu pengerjaan tidaklah sama, sehingga material harus menunggu sampai sampai mesin atau operator berikutnya tersebut siap mengerjakan. (3) Finished Goods Product Storage, kadang kadang disebut juga dengan gudang yang fungsinya adalah menyimpan produk-produk yang telah selesai dikerjakan. Menurut Apple (1990) dalam Kuswoyo (2015) gudang harus dirancang dengan memperhitungkan kecepatan gerak barang yang bergerak cepat lebih baik diletakkan dekat dengan tempat pengambilan barang, sehingga sehinga mengurangi seringnya gerakan bolak-balik. Dalam gudang penyimpanan, faktor yang berpengaruh sangat besar terhadap penanganan barang ialah tata letak dan desain gedung dimana barang itu disimpan.

Peralatan dan suatu desain produk yang baus akan tidak ada artinya akibat perencanaan layout yang sembarangan karena aktivitas produksi suatu industri secara nrmalnya harus berlangsung lama dengan tata letak yang selslu tidak berubah-ubah, maka setiap kekeliruan yang dibuat didalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian-kerugian yang tidak kecil. (Wignjosoebroto, 2003).

Pada umumnya macam macam proses industri akan juga mempengaruhi aktivitas perencanaan suatu pabrik. Pada continuous procces industry suatu studi kelayakan harus dilakukan mendalam. Faktor teknis maupun ekonomis harus dipertimbangkan sebaik baiknya didalam langkah–langkah pemilihan ataupun penentuan mesin dan fasilitas peralatan penunjang produksi lainnya. (Wignjosoebroto, 2003).

Metode Activity Relation chart (ARC) adalah metode aliran bahan yang biasa diukur secara kualitatif menggunakan tolok ukur derajat kedekatan hubungan antara satu fasilitas (departemen) dengan lainnya. Nilai-nilai yang menurunkan derajat hubungan dicatat sekaligus dengan alasan-alasan yang mendasarinya dalam sebuah peta hubungan aktivitas (Activity Relationship Chart). Adapun suatu peta hubungan aktivitas dapat dikonstruksikan dengan prosedur sebagai:
(1) Identifikasi semua fasilitas kerja atau departemen-departemen yang akan diatur tata letaknya dan dituliskan daftar urutannya dalam peta.
(2) Dilakukan survei terhadap karyawan atau wawancara dari setiap departemen yang tertera dalam peta dan juga dengan manajemen yang berwenang.
(3) Didefinisikan kritera hubungan antar departemen yang akan diatur letaknya berdasarkan derajat kedekatan hubungan serta alasan masing-masing dalam peta, selanjutnya tetapkan nilai hubungan tersebut ntuk setiap hubungan aktivitas antar deparemen yang ada dalam peta.
(4) Didiskusikan hasil penilaian hubungan aktivitas yang telah ditetapkan tersebut dengan kenyatan dasar manajemen. Secara bebas beri kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai. Checking, rechecking dan tindakan koreksi perlu dilakukan agar ada konsistensi atau kesamaan presepsi dari beberapa yang terlibat dalam hubungan kerja.

Sedangkan Metode Shared Storage Menurut Francis (1992) dalam Indramawan (2015) dalam menentukan layout dengan menggunakan metode sharedstorage ada lima variable yang harus diketahui yaitu:
(1) Lama Waktu work in process.
(2) Waktu Pengiriman masing-masing material.
(3) Jumlah material setiap pemesanan.
(4) Frekuensi pemesanan pada tiap periode waktu.
(5) Jarak pada tiap-tiap penyimpanan terhadap pintu keluar masuk.
(6) Kebutuhan ruang atau space.

Dengan ini proses penyimpanan material berdasarkan metode shared storage harus diurutkan pada area yang paling dekat dan area terjauh pada proses pengiriman pintu keluar dan pintu masuk, maka penempatan material yang akan dikirim diletakan pada area terdekat dan slot-slot yang kosong dalam gudang transit.

III. PEMBAHASAN PENELITIAN
Studi pedahuluan dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan, pengukuran, melihat data yang diperlukan, dan wawancara dengan pihak perusahaan. Setelah dilakukan pengumpulan data dan pengolahan data dengan menggunakan activity relation chart dan metode shared storage pada tata letak gudang transit di PT. XYZ, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu tata letak usulan memiliki usulan terhadap pemindahan beberapa fasilitas yang ada pada gudang transit segingga dapat mengoptimalkan kapasitas gudang transit dengan kapasitas awal sebesar 44 area penyimpanan dan pada nilai tata letak usulan memiliki kapasitas sebesar 61 area penyimpanan, dengan ini maka kapasitas tata letak usulan nilainya lebih besar dari tata letak awal.

Pada metode shared storage memiliki total jarak tempuh yang lebih kecil daripada tata letak awal dengan perbaikan susunan media penyimpanan. Total jarak tempuh pada produk A,B,C dengan tata letak awal adalah sebesar 142,376 m. Sedangkan pada tata letak usulan terdapat total jarak tempuh sebesar 94,952m dengan selisih 47,424m dari jarak tempuh tata letak awal, maka hal ini dapat diartikan nilai jaak tempuh usulan lebih kecil daripada nilai jarak tempuh tata letak awal. Menggunakan metode activity relation chart dan shared storagesangat baik bila diterapkan di perusahaan bagian produksi khususnya pada area gudang transit karena secra matematis dapat mengoptimalkan kapasitas area transit dan meminimalisasi jarak tempuhhandklift. Dan perlu Perhatian khusus dalam penempatan barang jadi dalam gudang transit untuk meningkatkan keefektivitasan kerja.





JURNAL 2

ANALISIS SISTEM MANAJEMEN PERGUDANGAN
PADA CV. SULAWESI PRATAMA MANADO
ANALYSIS OF WAREHOUSE MANAGEMENT SYSTEM
IN CV. SULAWESI PRATAMA MANADO
Oleh:
Yuliana Kusuma1
Jacky S. B. Sumarauw2
Shinta J. C. Wangke3
1,2,3Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen
Universitas Sam Ratulangi Manado
email: yul1_2@yahoo.co.id
jq_sbs@yahoo.com
snta@snta.us
Source : https://media.neliti.com/media/publications/128504-ID-none.pdf
Abstrak: Gudang menjadi suatu hal yang tidak bisa terlepas dalam dunia bisnis perdagangan barang, terutama pada barang-barang industri. Sistem manajemen gudang yang baik seringkali luput dari perhatian para pelaku bisnis baru. Manajemen gudang sangat penting untuk kelangsungan usaha, sebab gudang berkaitan langsung dengan penjualan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis sistem manajemen pergudangan yang diterapkan pada CV. Sulawesi Pratama Manado. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem manajemen pergudangan yang diterapkan menggunakansistem Duta, yang merupakan salah satu produk dari PT. Duta Media Cipta di Jakarta dan menerapkan sistem FIFO (first in first out). Dilihat dari strategi lokasi usaha, gudang tersebut mempunyai peluang bisnis yang berpotensi besar, dikarenakan lokasi gudang yang strategis. Administrasi gudang yang ada memiliki standar operasional prosedur yang jelas dan relatif efektif. Namun dalam tata letak pergudangan, belum memiliki aliran pergudangan yang jelas.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem manajemen pergudangan yang diterapkan di CV. Sulawesi Pratama Manado..
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, dalam hal ini informan merupakan kepala gudang CV. Sulawesi Pratama Manado, Ibu Silvana Sumilat mengatakan bahwa sistem manajemen pergudangan yang diterapkan di CV tersebut adalah sistem Duta. Sistem Duta merupakan salah satu produk berupa sistem yang di beli dari PT. Duta Media Cipta di Jakarta, digunakan untuk mengotrol sistem manajemen pergudangan dan menerapkan teknologi informasi. Adapun Standard Operating Procedure (SOP) Sistem Duta adalah sebagai berikut:
1. Persediaan barang masuk dibuat product detail seperti nama barang, harga, dan jumlah persediaan yang kemudian di input kedalam sistem.
2. Setiap barang yang sudah di buat produk detail akan diberikan kode-kode khusus untuk mengelompokkan jenis barang.
3. Setiap barang keluar harus di input dalam sistem sehingga, otomatis akan merekap sisa persediaan barang yang ada di gudang. Persediaan barang di CV. Sulawesi Pratama Manado di distribusikan dari Jakarta, dikarenakan produk
merek Toppan dan Asda diproduksi di Jakarta. Barang-barang yang dijual di CV. Sulawei Pratama Manado adalah matras, kitchen set, lemari anak, lemari baju, lemari office, lemari serbaguna, rak tv, rak sepatu, meja belajar dan
meja rias. Persediaan barang dilakukan setiap bulannya dengan menggunakan pengiriman melalui jalur laut. Barang yang dipesan langsung di Jakarta, di kirim ke pelabuhan Bitung dengan jumlah pesanan hingga mencapai 1 kontainer 40 fit (40 fit bisa mencapai 750 kg). Standard Operating Procedure (SOP) administrasi gudang sampai proses pemesanan barang di CV. Sulawesi Pratama Manado adalah sebagai berikut:
1. Barang yang tiba di gudang di cek kembali dan di input langsung ke sistem Duta dan buku persediaan.
2. Barang disusun berdasarkan kode dan jenis barang.
3. Sistem penyimpanan barang di CV tersebut menggunakan sistem FIFO (first in first out). Jadi barang masuk pertama diletakkan sesuai kode dan disusun pertama di bagian bawah.
4. Pemesanan barang bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui sales, datang langsung ke Gudang ataupun melalui via tlepon.
5. Barang yang sudah di pesan dan di bayar, akan diberikan surat jalan untuk mengantar barang dengan menggunakan kendaraan kantor berupa mobil box.
6. Barang yang sudah diterima konsumen akan disertakan dengan nota tanda terima dan barang akan dirakit oleh staf (sesuai perrmintaan konsumen).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan Hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa CV. Sulawesi Pratama Manado merupakan salah satu gudang distributor terbesar di Manado, dalam hal ini mendistribusikan barang furniture. Sistem manajemen pergudangan yang diterapkan menggunakan sistem Duta, yang merupakan salah satu produk dari PT. Duta Media Cipta di Jakarta. Di lihat dari strategi lokasi usaha, gudang tersebut mempunyai peluang bisnis yang berpotensi besar, dikarenakan lokasi gudang yang strategis. Dilihat dari administrasi gudang, memiliki standar operasional prosedur yang jelas dan relatif efektif, sedangkan dilihat dari strategi tata letak (layout), masih perlu adanya perbaikan tata letak dan penambahan fasilitas berupa rak untuk menaruh barang, agar terlihat lebih rapi dan juga perlunya perubahan tata letak, dikarenakan untuk memudahkan proses pemindahan barang menjadi lebih mudah dan efisien. Layout alternatif dibuat dengan menggunakan aliran U-Flow karena gudang pada CV. Sulawesi Pratama Manado hanya memiliki satu akses utama untuk melakukan proses penerimaan dan keluar barang. Pada alternatif layout gudang tersebut sudah diberikan ruang atau tempat yang jelas untuk melaksanakan proses sistem manajemen pergudangan seperti receiving, good receipt (jalur masuk barang) maupun good dispatch (jalur keluar barang), order picking, shipping-perakitan, finish good, serta memberikan ruang atau tempat untuk barang retur.
Ada beberapa keuntungan jika menerapkan layout dengan aliran u-flow, yaitu:
1. Menghemat ruang secara keseluruhan karena jika penerimaan dan pengiriman berdampingan, ruangan dapat digunakan secara fleksibel, terutama jika kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada waktu yang berbeda pada hari kerja.
2. Personil dan peralatan dapat digunakan dengan cara yang fleksibel, mengurangi kebutuhan untuk sumber daya secara keseluruhan, sehingga akan meminimalisir biaya.
3. Karena akses utama ke gedung hanya satu tempat, maka keamanan lebih mudah untuk dikelola.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah membuat sistem manajemen pergudangan dengan terus memanfaatkan era teknologi yang ada sekarang ini, serta menerapkan sistem just in time pada CV. Sulawesi Pratama Manado, guna right place, right goods and right time, sehingga aktifitas distribusi menjadi efektif dan efisien. Strategi tata letak yang disarankan sebaiknya mengelompokkan barang sesuai dengan jenis, bahan yang mudah rusak, pecah, serta ukuran besar kecilnya barang. Pergudangan CV. Sulawesi Pratama Manado memiliki layout yang cukup baik, namun sebaiknya penyusunan barang disusun sesuai dengan jenisnya dan memakai papan nama barang sehingga mempermudah



JURNAL 3
ANALISIS PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PADA GUDANG
BAHAN BAKU DAN BARANG JADI DENGAN METODE SHARE
STORAGE DI PT . BITRATEX INDUSTRIES SEMARANG
Antoni Yohanes
Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang


Abstrak
Tata letak gudang merupakan cara pengaturan fasilitas industri untuk menunjang kelancaran proses produksi. Tata letak gudang yang baik sangatlah penting peranannya agar suatu kegiatan proses didalamnya dapat berjalan dengan lancar. Dalam tata perencanaan tata letak gudang meliputi perencanaan dan pengaturan letak gudang, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang bekerja pada masing-masing stasiun kerja. Jika disusun secara baik, maka operasi kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Kondisi tata letak gudang yang tidak berdasar suatu rancangan tata letak yang menyeluruh dapat menyebabkan ketidak efisienan waktu pengambilan material yang berujung dalam penanganan material oleh operator karena keterbatasan waktu. Metode share storage merupakan metode yang digunakan untuk mengatur gudang penyimpanan agar lebih efektif. Frekuensi perpindahan material yang bergerak cepat disimpan dalam gudang yang lebih dekat dengan proses dan frekuensi perpindahan material yang bergerak lambat disimpan dalam gudang yang lebih jauh dari proses. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil riset di PT .Bitratex Industries Semarang untuk perancangan tata letak gudang part\ assembling dengan metode share storage didapat hasil jarak dan waktu perpindahan yang lebih efisien yaitu 40,74m.
Tipe-tipe Gudang
1. Menurut Purnomo Hari (2004), gudang pabrik : gudang ini mempertemukan produksi dengan wowsaler. Gudang ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Termasuk dalam jumlah pesanan yang kecil yang dipilih dalam basis harian.
b. Untuk gudang pabrik, informasi lanjutan untuk komposisi pesanaan sangat dibutuhkan.
c. Fokus pada biaya dan akurasi pesanan sangat tinggi.
d. Respon sangat tergantung pada jadwal produksi.
2. Gudang distribusi eceran : melayani sejumlah unit eceran yang ditahan. Ciri- ciri utama utama gudang distribusi eceran adalah sebagai berikut:
a. Membutuhkan info lanjutan tentang komposisi pesanan.
b. Pemilihan karton dan item dilakukan dari area depan.
c. Lebih banyak pesanan per shift daripada jalur gabungan atau pengiriman.
d. Berfokus pada biaya akurasi dan nilai pengepakan.
e. Respon lebih bergantung pada jadwal perjalanan truk.
f. Poin krisis akan ada jika unit-unit eceran tidak untuk ditahan, maka respon
yang ada menjadi persoalan yang penting sekali.
1. Gudang katalog eceran : tipe gudang ini berkaitan dengan pengisian pesanan dari katalog penjualan. Ciri-ciri umumnya adalah sebagai berikut:
a. Pesanan kecil dalam jumlah besar; sering kali pesanan jalur tunggal dipilih.
b. Dalam bentuk item dan kadang dalam bentuk karton.
c. Tidak mengenal pesanan dalam komposisi harian.
d. Hanya tersedia informasi statistik.
e. Menekankan pada biaya dan respon waktu.
4. Gudang pendukung informasi manufaktur : gudang ini melayani tujuan dari ruang stock yang menyediakan bahan baku dan barang work in process ke operasi manufaktur. Ciri-ciri utama gudang ini adalah:
a. Berisi banyak pesanan kecil.
b. Hanya tersedia informasi statistik tetang pesanan.
c. Kebutuhan waktu yang keras untuk respon waktu.
d. Berfokus pada respon waktu tapi juga pada akurasi dan biaya.
Fungsi yang ada dalam Pergudangan
Menurut Purnomo Hari (2004), sebagian orang beragapan pergudangan hanya
berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang, padahal banyak aktivitas yang ada pada pergudangan bukan hanya sekadar menaruh material ke dalam dan
mengeluarkan dari dalam gudang tersebut. Pergudangan dapat di bedakan menjadi tiga fungsi dasar, yaitu:
1. Movement (perpindahan) material yang terdiri dari:
a. Receiving (penerimaan).
b. Transfer (perpindahan).
c. Order selection (melakukan penyeleksian barang).
d. Shipping (pengiriman).
2. Storage (penyimpanan)
a. Temporare (sementara).
b. Semi-permanen.
c. Trasfer informasi. Menurut aliran kerja dari pergudangan, fungsi pergudangan merupakan adalah rangkaian dari aktivitas-aktivitas berikut ini:
1. Receiving, yaitu melakukan penerimaan barang dari pemasok.
2. prepackaging. Setiap barang yang diterima setelah dilakukan administarasi
(pencatatan material masuk) selanjutnya dilakukan pengepakan. Pengepakan
dapat dilakukan satu per satu dari suatu komponen, bisa saja di kombinasikan
dengan komponen yang lainya.
3. Put-away. Material yang sudah dilakukan pengepakan(kemasan) ditempatkan pada tempat penyimpanan sebelum dilakukan proses selanjutnya.
4. Storage atau gudang, merupakan proses penahanan barang sambil menunggu
permintaan. Bentuk gudang tergantung ukuran dan kuantitas item didalam
persediaan dan karakter dari proses pemindahan atau penangaan produk.
5. Order packing,merupakan proses pemindahan atau pengambilan komponen dari tempat penyimpanan (misal dari pallet rak),memilih dan mengetahui sejauh mana barang sesuai dengan permintaan.
6. Pengepakan dan pemberian harga. Proses ini dilakukan setelah pemungutan atau pengambilan barang dari tempat penyimpanan. Sama halnya dengan aktivitas prepacking, item-item barang baik secara individu maupun kombinasi dari berbagai item barang dilakukan pengepakan. Kemudian dilakukan penetapan harga barang.
7. Sortation, merupakan proses penyortiran barang yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pesanan.
8. Proses pemuatan dan pengiriman. Sebelum dilakukan pengepakan dan
pengiriman ke pelanggan, maka terlebih dahulu dilakukan pengecekan barang
yang akan dilempar ke pasar. Kemudian di pak kedalam kontainer yang sesuai,
meneliti dokumen-dokumen pengiriman termasuk packing list, pelabelan alamatdan bill of loading. Tugas ini adalah menimbang berat untuk menentukan biayapengiriman, dan memuatnya ke dalam alat angkut.
KESIMPULAN
Dengan perbaikan tata letak fasilitas pada gudang bahan baku dan barang jadi dengan metode share storage dapat diketahui layout gudang baru I memiliki jarak pengambilan yang lebih pendek, bahan baku I dan II = 5m dan 5,25m dan
pengambilan barang jadi : 5,75m
JURNAL 4
PENINGKATAN KAPASITAS GUDANG DENGAN REDESIGN LAYOUT
MENGGUNAKAN METODE SHARED STORAGE
Irawan Noor
Program Studi Teknik Industri, Universitas Islam Kalimantan MAB
Jl. Adhyaska No 2 Kayu Tangi Banjarmasin 70123 Indonesia
Email : yasir_industri@yahoo.co.id
Perencanaan tata letak fasilitas produksi merupakan suatupersoalan yang penting, karena pabrik atau industri akanberoperasi dalam jangka waktu yang lama, maka kesalahan didalam analisis dan perencanaan layout akan menyebabkankegiatan produksi berlangsung tidak efektif atau tidak efesien. Perencanaan tata letak merupakan salah satu tahap perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efisien dan efektif sehingga dapat tercapai suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis. Menurut Apple(1990), tata letak berfungsi untuk menggambarkan sebuah susunan yang ekonomis dari tempattempat kerja yang berkaitan, dimana barang-barang dapat diproduksi secara ekonomis. Sehingga tujuan utama yang ingin dicapai dari suatu tata letak pabrik adalah:
1. Memudahkan Proses manufaktur;
2. Meminimumkan pemindahan barang;
3. Memelihara fleksibilitas susunan dan operasi;
4. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi;
5. Menurunkan penanaman modal pada peralatan;
6. Menghemat pemakaian ruang bangunan;
7. Meningkatkan kesangkilan tenaga kerja; dan
8. Memberi kemudahan, keselamatan dan kenyamanan bagi pekerja dalam melaksanakan pekerjaan.Menurut Apple (1990), susunan mesin dan peralatan pada suatu perusahaan akan sangat mempengaruhi kegiatan produksi, terutama pada efektivitas waktu proses produksi dan kelelahan yang dialami oleh operator di lantai produksi. Tata letak pabrik yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan efisien dari semua fasilitas-fasilitas pabrik dan tenaga kerja yang ada di pabrik. Ada 4 tipe tata letak pabrik yang utama, yaitu:
1. LayoutbyProcess (Tata letak
2. Layout by product (Tata Letak
3. Group Technology Layout
4. Fixed Position Layout
Gudang
Menurut Hadiguna dan Setiawan (2008), gudang dapat didefinisikan sebagai tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam produksi sampai barang diminta sesuai dengan jadwal produksi. Sejak dulu, gudang berfungsi sebagai buffer atau penyeimbang dan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya suatu perusahaan, apakah perusahaan akan menggunakan Gudang untuk komersial atau lebih baik digunakan sendiri.
Gudang sebagai penyimpanan produk jadi mempunyai misi atau tugas. Dalam jaringan distribusi pemasaran, Gudang mempunyai beberapa misi, yaitu:
a. Menjaga persediaan yang digunakan sebagai penyeimbang dan penyangga (buffer) dari variasi antara penjadwalan produksi dan permintaan
b. Gudang sebagai penyaluran dalam sebuah daerah pesanan dengan jarak transportasi terpendek dan untuk memberikan jawaban cepat akan permintaan pelanggan
c. Gudang digunakan sebagai tempat akumulasi dan menguatkan produk dalam kegiatan produksi dan pendistribusian
Fungsi Gudang
Tujuan dari adanya tempat penyimpanan dan fungsi dari pergudangan secara umum adalah memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang ada di samping memaksimalkan pelayanan terhadap pelanggan dengan sumber yang terbatas. Sumber daya gudang dan pergudangan adalah ruangan, peralatan dam personil. Menurut Purnomo (2004), Pelanggan membutuhkan gudang dan fungsi pergudangan untuk dapat memperoleh barang yang diinginkan secara tepat dan dalam kondisi yang baik. Maka dalam perancangan gudang dan sistem pergudangan diperlukan untuk hal-hal berikut ini:
1. Memaksimalkan penggunaan ruang
2. Memaksimalkan penggunaan peralatan
3. Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja
4. Memaksimalkan kemudahan dalam peneriman seluruh material dan pengiriman barang
5. Memaksimalkan perlindungan terhadap material
Macam-Macam Gudang
Umumnya, pada kebanyakan perusahaan gudang berada dalam ruangan. Pada suatu pabrik, kita dapat membedakan macam gudang menurut karakteristik material yang akan disimpan, yaitu(Hadiguna dan Setiawan, 2008):
1. Penyimpanan bahan baku
2. Penyimpanan barang setengah jadi
3. Penyimpanan produk jadi
4. Penyimpanan bagi pemasok
5. Penyimpan komponen jadi
6. Salvage
7. Buangan dan limbah
Metode Shared Storage
Di dalam usaha untuk mengurangi persyaratan ruang simpan pada dedicated storage, beberapa manajer Gudang menggunakan suatu variasi dari dedicated storage di mana penempatan produk akhir diatur secara lebih hati-hati. Secara khusus, dari waktu ke waktu, hasil-hasil yang berbeda menggunakan slot ruang simpan yang sama, sekalipun produk akhir itu hanya menduduki slot itu sekali saja. Shared storage bisa dianggap sebagai sistem pemindahan barang yang cepat terhadap suatu produk, jika masing-masing pallet diisi di dalam area gudang yang berbeda dari waktu ke waktu. Tergantung pada jumlah dari produk di dalam Gudang pada waktu pengiriman tiba, akan mungkin bahwa 5 pallet yang terisi akan berada di ruang simpan hanya 1 hari. Sedangkan 5 pallet yang lain di dalam pengiriman yang sama akan berada di gudang untuk 20 hari. Dari perspektif terhadap posisi ruang simpan di dalam gudang, 5 pallet akan bersifat sangat cepat berpindah; pallet sisa dipandang menjadi lebih lambat, mungkin perpindahan bersifat sedang. Shared storage dapat mengambill keuntungan dari perbedaan-perbedaan yang tidak bisa dipisahkan yaitu lamanya waktu dari pallet secara individu untuk tinggal di dalam gudang. Variabel dari metode shared storage yang harus diketahui adalah:
1. Lama waktu work in process
2. Waktu pengiriman masing-masing produk
3. Jumlah produk tiap pemesanan
4. Frekuensi pemesanan tiap periode waktu
5. Jarak tiap-tiap area penyimpanan terhadap pintu keluarmasuk
6. Kebutuhan ruang
Berdasarkan langkah-langkah pengaturan produk dan variabel dari metode shared storage, maka dalam proses penyusunan tata letak gudang berdasarkan shared storage ada beberapa tahapan, yaitu:
1. Perhitungan kapasitas area di gudang (lama waktu work in process, waktu pengiriman, jumlah produk)
2. Pengklasifikasian produk berdasarkan customer
3. Perhitungan kebutuhan area untuk masing-masing item
4. Penentuan urutan moving untuk masing-masing area (pengurutan area berdasarkaan jarak ke pintu keluar masuk In/Out)
5. Penentuan tata letak
Proses penempatan produk pada metode shared storage adalah dengan menyusun area-area penyimpanan berdasarkan kondisi luas lantai gudang, kemudian diurutkan area yang paling dekat sampai area yang terjauh dari pintu keluar masuk In/Out sehingga penempatan barang yang akan segera dikirim diletakkan pada area yang paling dekat dan begitu seterusnya. (Francis, 1992).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kondisi tata letak gudang awal
• Kapasitas : 648 pallet
produk : 101.088 carton
2. Kondisi tata letak gudang usulan
• Kapasitas : 720 pallet
produk : 112.320 carton
3. Kebutuhan luas ruangan
a. Tata letak awal
36 area (180 slot) = 180 × 1,2075 m2 = 217,35 m2
lebar gang = 3,23 m, luas gang =350,04 m2
Luas area terpakai = 567,39 m2
b. Tata letak usulan
36 area (144 slot) = 144 × 1,2075 m2 = 173,88 m2
lebar gang = 3,23 m, luas gang = 243,93 m2
Luas area terpakai = 417,81 m2
4. Jarak tempuh material handling per hari
• Tata letak gudang awal : 2935,65 m
• Tata letak gudang usulan : 2964,16 m
6. Tata letak usulan agar dapat menampung seluruh total produk yang disimpan di dalam gudang memerlukan luas dengan rincian sebagai berikut:
• Jumlah area yang diperlukan : 45 area (180 slot)
• Kapasitas : 900 pallet, 140.400 carton
• Luas area : 217 m2
• Lebar gang, luas gang : 3.23 m, 385.83 m2
• Total luas yang diperlukan : 629,83 m2
Saran
1. Ukuran luas gudang yang dialokasikan kepada PT. XYZ Beverage yang sebenarnya belum begitu mencukupi untuk menampung keseluruhan produk yang disimpan. Sehingga perlu dilakukan penambahan luas area untuk memenuhi penyimpanan produk di dalam gudang
2. Jumlah forklift dan handclift untuk material handling sudah mencukupi, namun beberapa produk yang di tempatkan pada gang-gang akibat terbatasnya jumlah racking membuat aliran barang sedikit terhambat.
3. Jarak material handling dapat dipangkas lebih pendek jika dibuatkan pintu masuk/keluar khusus untuk gudang PT. XYZ Beverage. Untuk pembuatan kartu gudang juga perlu dibuatkan namun sesuai dengan manajemen plan masing-masing perusahaan. penulis tidak dapat membuat kartu gudang dikarenakan antara manajemen pengelola gudang, manajemen pemasaran dan manajemen pabrik berbeda.












Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUMMARY Kunjungan Ilmiah Ke PT CKB Logistic Cakung

PT. Cip ta Krida Bahari (CKB Logistics) adalah sebuah perusahaan penyedia jasa layanan logistik terpadu nasional yang sedang berkembang pesat dan memiliki spesialisasi pada Project Logistics & Total Solution Logistics. PT. Cipta Krida Bahari (CKB Logistics) adalah sebuah perusahaan nasional merupakan anggota dari PT. Trakindo Group yang berkantor pusat di Jakarta dengan jumlah karyawan berkisar 500 orang di seluruh Indonesia. Perusahaan ini di dirikan pada tahun 1997, CKB Logistics beroperasi dengan memadukan moda l transportasi darat, laut, dan udara yang menghubungkan jaringan antara pusat di Singapura dan pusat transit di Jakarta, Surabaya, Medan, Balikpapan dan Denpasar ke lebih dari 60 kota di Indonesia. Layanan logistik yang diberikan oleh PT. Cipta Krida Bahari bersifat fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan, meliputi layanan transportasi multi moda, jasa kepabeanan ekspor impor, manajemen gudang, special project logistics, dan solusi logistik terp

Sejarah ITL TRISAKTI & Manajemen Logistik dan Material

Assallamualaikum teman-teman, perkenalkan nama saya Ridho Rizky Fadillah, saya adalah mahasiswa ITL Trisakti jurusan Manajemen Logistik dan Material angkatan 2018. Kali ini saya ingin membahas sedikit mengenai sejarah STMT Trisakti dan Jurusan Manajemen Logistik dan Material. SEJARAH STMT TRISAKTI Pada Tahun 1970 STMT Trisakti dikenal dengan nama Akademi Angkutan Udara Niaga (AAUN) Trisakti. Kemudian dengan Keputusan Mendikbud No.0332/O/1985 tanggal 27 Juli 1985 berubah menjadi Akademi Administrasi Udara Niaga Trisakti. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Mendikbud No.0860/O/1986 tanggal 6 Desember 1986, status dan nama lembaga ini ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti disingkat STMT Trisakti. Ketika itu STMT Trisakti mengelola 2 (dua) jenjang pendidikan, yaitu: a.      Jenjang Pendidikan D.III  b.      Jenjang Pendidikan D.IV. Pada Tahun 1986, STMT Trisakti memperoleh izin dari DIKTI untuk menyelenggarakan

Kenapa Saya Memilih Ingin Bekerja Di DHL

Kenapa Saya Memilih Ingin Bekerja Di DHL karena  DHL hadir di lebih dari 220 negara dan wilayah di seluruh dunia, dengan demikian perusahaan ini menjadi yang paling internasional di dunia. Dengan tenaga kerja lebih dari 360.000 karyawan, kami memberikan solusi bagi kebutuhan logistik Anda dengan jenis yang hampir tak terbatas.   DHL merupakan bagian dari Deutsche Post DHL Group, perusahaan pos dan logistik terdepan di dunia. DHL mencakup unit bisnis DHL Express, DHL Parcel, DHL eCommerce, DHL Global Forwarding, DHL Freight dan DHL Supply Chain. Dan DHL sendiri di Indonesia Lebih dari 3.2 juta pengiriman udara di tahun 2007 35.900 ton pengiriman udara di tahun 2007 (16.300 pengiriman udara ekspres) 19.700 TEU kargo laut di tahun 2007 13.000 pelanggan Lebih dari 1,200 karyawan Lebih dari 570 kendaraan 140 lokasi (Gateway, Kantor, pusat layanan, terminal, gudang) dan jaringan 70 agen di seluruh Indonesia Lebih dari 100.000 m2 area gudang 5 lokasi gateway : Balikp